Materi: IPA KELAS 7 SEM 1
A. Besaran
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting.
Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai
dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita.
Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan
menggunakan timbangan duduk. Seorang petani tradisional mungkin
melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata,
dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi
seorang sarjana mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos
untuk mendapatkan satuan meter.
1. Pengukuran Besaran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang
berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau
logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita).
Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau
0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika
membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan
hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.
b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Bagaimanakah mengukur kedalaman suatu tutup pulpen? Untuk mengukur
kedalaman tutup pulpen dapat kita gunakan jangka sorong. Jangka sorong
merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm
dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat
digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam
sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
Menggunakan Jangka Sorong
1. Langkah pertama. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar
terlihat skala nol nonius terletak di antara skala 2,4 cm dan 2,5 cm
pada skala tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,4 cm.
2. Langkah kedua. Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit
dengan skala tetap adalah angka 7. Jadi, skala nonius bernilai 7 x 0,01
cm = 0,07 cm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil
pengukuran = 2,4 cm + 0,07 cm = 2,47 cm. Jadi, hasil pengukuran diameter
baut sebesar 2,47 cm.
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Tahukah kamu alat ukur apa yang dapat digunakan untuk mengukur benda
berukuran kurang dari dua centimeter secara lebih teliti? Mikrometer
sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup
dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan
tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil
kendaraan yang berukuran kecil. Bagian-bagian dari mikrometer adalah
rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala
terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil
untuk skala putar sebesar 0,01 mm.
Menggunakan Mikrometer Sekrup
1. Langkah pertama. Menentukan skala utama, terlihat pada gambar skala utamanya adalah 1,5 mm.
2. Langkah kedua. Perhatikan pada skala putar, garis yang sejajar dengan
skala utamanya adalah angka 29. Jadi, skala nonius sebesar 29 x 0,01 mm
= 0,29 mm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala utama dan skala putar. Hasil
pengukuran = 1,5 mm + 0,29 mm = 1,79 mm. Jadi hasil pengukuran diameter
kawat adalah 1,79 mm.
Jika sahabat ingin mencoba simulasi menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup dapatklik disini.
2. Pengukuran Besaran Massa
Pernahkah kamu pergi ke pasar? Ketika di pasar kamu mungkin akan melihat
berbagai macam alat ukur timbangan seperti dacin, timbangan pasar,
timbangan emas, bahkan mungkin timbangan atau neraca digital. Timbangan
tersebut digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah
keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang
diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan
sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.
Menggunakan Neraca O’Hauss
Sekantong plastik terigu ditimbang dengan neraca O’Hauss tiga lengan.
Posisi lengan depan, tengah, dan belakang dalam keadaan setimbang
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Dari gambar dapat diketahui bahwa:
• posisi anting depan 5,5 gram
• posisi anting tengah 20,0 gram
• posisi anting belakang 200,0 gram
Jadi, massa terigu adalah 225,5 gram
3. Pengukuran Besaran Waktu
Ketika bepergian kita tidak lupa membawa jam tangan. Jam tersebut kita
gunakan untuk menentukan waktu dan lama perjalanan yang sudah ditempuh.
Berbagai jenis alat ukur waktu yang lain, misalnya: jam analog, jam
digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari
alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki
ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.
2. Fisika SMP Kelas 7 : WUJUD ZAT
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Apakah benda-benda memerlukan tempat? Misal tersedia air yang berada
di dalam gelas. Tuanglah air tersebut ke dalam kaleng. Apakah air
menempati kaleng? Ternyata air memerlukan tempat atau wadah. Selanjutnya
jika air dalam wadah itu ditimbang ternyata memiliki massa. Demikian
halnya dengan udara ternyata juga menempati ruang dan memiliki massa.
Di sekitarmu terdapat benda-benda yang dapat kamu kelompokkan kedalam
tiga wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu, aluminium termasuk
zat padat. Air, minyak termasuk zat cair, sedangkan gas elpiji, udara
termasuk zat gas. Pada prinsipnya terdapat tiga wujud zat yaitu : zat
padat, zat cair dan zat gas.
Perubahan Wujud Zat
Selepas kamu melakukan kegiatan olah raga tentu akan merasakan haus.
Diantara teman kamu mengajak pergi ke kantin sekolah untuk membeli es
teh. Tahukah kamu bagaimana cara membuat es? Ketika air dimasukkan ke
dalam freezer akan mengalami perubahan wujud yaitu dari cair menjadi
padat. Dapatkah kamu menjelaskan perubahan wujud yang terjadi ketika air
dipanaskan kemudian mendidih? Perubahan wujud apa pula yang terjadi
pada kapur barus yang dimasukkan pada almari pakaian? Coba kamu temukan
jawabannya! Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa
sebagai berikut.
a. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
b.Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
c.\Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
d.Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
e.Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
f.Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
3. Fisika SMP :TERMOMETER
Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk
mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air
panas. Ketika tangan kita menyentuh air yang dingin, maka kita
mengatakan suhu air tersebut dingin. Ketika tangan kita menyentuh air
yang panas maka kita katakan suhu air tersebut panas. Ukuran derajat
panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu.
Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda.
Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu
suatu benda adalah termometer.Termometer yang umum digunakan adalah
termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau
alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler
termometer adalah sebagai berikut:
raksa tidak membasahi dinding kaca,
raksa merupakan penghantar panas yang baik,
kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer
alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC.
Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC. Pada pembuatan
termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap
bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer.
Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik
tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas
adalah suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
1. Termometer Celcius. Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap
atas dibagi 100 skala.
2. Termometer Reaumur. Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap
atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi menjadi 80 skala.
3. Termometer Fahrenheit. Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik
tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam
ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi 180 skala.
4. Termometer Kelvin. Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi
angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang
dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan
angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer
Kelvin dibagi 100 skala.
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9
Menentukan Skala Suatu Termometer
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer
yang kita buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila
pada saat menentukan titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan
yang sama. Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y.
Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa.
Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik
tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu
saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap
masing-masing termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
4. REAKSI KIMIA
Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat pereaksi
(reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada
reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang
jenisnya baru.
Ketika anda mempelajari tentang unsur anda tentu sudah tahu terlebih
dulu tentang lambang-lambang kimia sebuah unsur. Nah, untuk memudahkan
mempelajari materi reaksi kimia terlebih dahulu harus memahami bagaimana
penulisan reaksi kimia.
Contoh : Untuk menuliskan reaksi kimia yang terjadi ketika bongkahan
batu kapur yang dimasukkan ke dalam air dan kemudian air menjadi panas.
Untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara kapur tohor CaO(s) dengan air H2O(l) adalah sebagai berikut:
Hasil dari proses reaksi kimia tersebut adalah Ca(OH) atau kalsium
hidroksida sukar larut dalam air dan apabila didiamkan maka akan tampak
endapan/padatan putih di dasar bejana.
Penjelasan symbol-simbol dalam reaksi kimia:
Koefisien Reaksi
Dalam menuliskan suatu reaksi kimia kita juga harus memperhatikan
jumlah angka di sebelah kiri pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi
(produk). Angka tersebut disebut koefisien yang menunjukkan jumlah
masing-masing atom yang berperan dalam reaksi. Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi juga tidak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Contoh:
Larutan timbal(II) nitrat direaksikan dengan kalium iodida yang larut
dalam air menghasilkan padatan timbal(II) iodida yang berwarna kuning
dan cairan kalium nitrat.
Dalam reaksi kimia jumlah atom yang menyusun zat tidak ada yang
hilang, hanya disusun ulang; jadi untuk reaksi seperti tersebut diatas
dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagaimana menentukan koefisien reaksi dari sebuah reaksi kimia?
Apabila diberikan contoh tentang dibakarnya pita magnesium sehingga dihasilkan berupa padatan magnesium oksida (putih)
Tahap I
Menentukan letak pereaksi (reaktan) di sebelah kiri dan produk hasil reaksi di sebelah kanan dari tanda panah.
Pereaksinya adalah Mg (Magnesium) dalam bentuk solid/padat dan O2
(Oksigen) dalam bentuk gas; ingat proses pembakaran perlu oksigen. Hasil
reaksi (produk) berupa MgO (magnesium oksida).
Tahap II
Menyetarakan atom dalam persamaan. Dari persamaan reaksi tersebut
jumlah atom magnesium reaktan sudah sama dengan jumlah atom magnesium
hasil reaksi (produk). Nah untuk atom oksigen belum sama. Padahal
oksigen merupakan atom diatomic, yaitu setiap molekulnya mengandung 2
atom oksigen.
8. Fisika SMP : Massa Jenis
Artikel bagus kali ini berbagi tentang materi fisika SMP kelas 7,
yaitu tentang Massa Jenis. Apa itu Massa Jenis? dan bagaimana cara
mengamati Massa Jenis suatu akan dibahas pada artikel ini.
Kamu tentu pernah minum air es atau es teh. Perhatikan, mengapa es
batu selalu mengapung dalam air? Pernahkah kamu mencampur air dan minyak
tanah? Mengapa minyak tanah selalu berada di atas air? Semua logam
tenggelam di air, tetapi kayu atau gabus terapung di air. Apa yang
menyebabkan semua ini?
Kita bisa mengamati hal hal ini dengan mengambil 2 buah kantong yang
masing-masing diisi dengan pasir dan kapas. Dalam kantong tersebut diisi
pasir dan kapas dengan massa yang sama. Atau kita bisa melakukan hal
yang berlawanan di mana masing-masing kanton diisi dengan pasir dan
kapas tapi kali ini dengan volume yang sama. Apa yang terjadi??
Dengan memperhatikan hasil kegiatan percobaan tadi, diskusikan
kembali tentang permisalan dua kantong plastik ukuran sama yang diisi
kapas dan pasir, ketika kamu membahas massa. Meskipun volumenya sama,
yaitu satu kantong plastik, ternyata pasir memiliki massa yang lebih
besar dibanding kapas. Berdasarkan hal ini, dikatakan Massa Jenis pasir
lebih besar daripada massa jenis kapas. Massa Jenis merupakan
perbandingan antara massa dan volume.
Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan merupakan
ciri khas setiap jenis benda. Massa Jenis tidak tergantung pada jumlah
benda. Apabila jenisnya sama maka nilai massa jenisnya juga sama.
Misalnya, setetes air dan seember air mempunyai nilai massa jenis sama
yaitu 1 gram/cm^3. Berbagai logam memiliki nilai Massa Jenis besar
dikarenakan atom-atom dalam susunan molekulnya memiliki kerapatan yang
besar. Gabus atau sterofoam mempunyai Massa Jenis kecil karena susunan
atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan kecil.
Massa jenis dilambangkan dengan simbol ρ (dibaca rho), salah satu huruf Yunani.
Keterangan:
ρ = Massa Jenis (kg/m^3 atau g/cm^3)
m = massa benda (kg atau gram)
V = volume benda m^3 atau cm^3)
Tabel berbagai Massa Jenis zat
Tahap III
Apabila rumus kimia sudah benar namun belum seimbang setelah dilihat
jumlah atomnya maka langkah selanjutnya adalah menyetarakan koefisien di
depan zat reaktan atau produk.
Apabila dari contoh reaksi tersebut kita tambahkan angka 2 di depan zat
hasil reaksi (MgO) untuk menyetarakan jumlah Oksigennya maka reaksi
kimianya menjadi:
Namun jumlah Mg di sebelah kiri masih berjumlah 1, maka apabila
ditambahkan angka 2 di depan Mg reaktan reaksi kimia dapat ditulis
menjadi :
sekarang dapat dilihat dalam tabel:
Reaksi tersebut disebut setimbang dimana jumlah atom reaktan dan produk (hasil reaksi) sama dan disebut persamaan reaksi setara.
Ty = suhu pada termometer Y
5. Fisika SMP Kelas :KONSEP ZAT
Pernahkah kamu mencoba memasukkan uang logam ke dalam gelas yang
berisi penuh air? Berapa banyak uang logam yang dapat kamu masukkan ke
dalam gelas tersebut? Apa yang terjadi? Untuk dapat memahami peristiwa
tersebut simak penjelasan berikut tentang kohesi dan adhesi.
” Kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel zat sejenis. Adhesi
adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung
dan cekungnya permukaan zat cair dalam tabung disebut meniskus ”
Teteskan air raksa di atas permukaan kaca, bagaimana bentuk raksa
itu? Ternyata setetes air raksa itu berbentuk bola dan tidak membasahi
permukaan kaca. Mengapa dapat terjadi? Karena kohesi air raksa lebih
besar daripada adhesi air raksa dengan permukaan kaca. Teteskan air di
atas permukaan kaca, bagaimana bentuk air itu? Ternyata setetes air itu
menyebar dan membasahi permukaan kaca. Mengapa dapat terjadi? Karena
kohesi air lebih kecil daripada adhesi air dengan permukaan kaca.
Mengapa tinta dapat untuk menulis di kertas? Coba terangkan berdasarkan
kohesi dan adhesinya!
Percobaan Sederhana Untuk Memperlihatkan kohesi dan adhesi
Alat dan bahan
1) Dua buah tabung reaksi.
2) Minyak goreng.
Langkah kerja
1) Siapkan dua buah tabung reaksi A dan tabung reaksi B.
2) Tabung reaksi A olesilah dengan minyak goreng, Tabung reaksi B tidak diolesi minyak goreng.
3) Tuanglah air pada kedua tabung reaksi tersebut.
4) Amati permukaan air pada tabung reaksi A dan tabung reaksi B. Samakah kelengkungan permukaannya? Mengapa demikian?
Ternyata permukaan air pada kedua tabung reaksi tersebut tidak sama.
Tabung reaksi A yang diolesi minyak goreng ternyata kelengkungan
permukaan airnya berbentuk cembung (meniskus cembung). Sedangkan tabung
reaksi B kelengkungan permukaan airnya berbentuk cekung (meniskus
cekung). Apa yang dapat kamu jelaskan dari peristiwa itu?
Pada tabung reaksi A terjadi peristiwa kohesi air lebih besar
daripada adhesi air dengan permukaan tabung reaksi yang diolesi minyak
goreng. Pada tabung reaksi B kohesi air lebih kecil daripada adhesi air
dengan permukaan tabung reaksi. Permukaan zat cair yang bersentuhan
dengan dinding tabung membentuk sudut disebut sudut kontak. Sudut kontak
meniskus cembung mempunyai nilai lebih besar dari 900, sedangkan
meniskus cekung memiliki sudut kontak lebih kecil dari 900
Gambar 4. 6 Sudut kontak ( A ) Meniskus cembung
( B ) Meniskus cekung
Menunjukkan peristiwa kapilaritas
Alat dan bahan
1) Dua bejana
2) Dua pipa kapiler
3) Air raksa
4) Air secukupnya
Langkah kerja
1) Siapkan dua bejana dan dua buah pipa kapiler (pipa yang diameter ukurannya kecil) dengan ukuran yang sama.
2) Isi bejana A dengan air dan bejana B dengan air raksa, kemudian celupkan pipa kapiler pada masing-masing bejana tersebut.
3) Amati permukaan air dan air raksa pada masing-masing pipa kapiler.
4) Nyatakan kesimpulanmu
Ternyata permukaan air pada pipa kapiler lebih tinggi dari pada
permukaan air pada bejana A. Sedangkan permukaan air raksa pada pipa
kapiler lebih rendah dari pada permukaan air raksa pada bejana B.
Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan semakin
tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi
dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler
untuk zat yang tidak membasahi dinding. Mengapa terjadi? Coba kamu
terangkan berdasarkan kohesi dan adhesinya! Peristiwa naik atau turunnya
zat cair di dalam pipa kapiler disebut kapilaritas . Manfaat peristiwa
kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. naiknya minyak pada sumbu kompor
2. pengisapan air dan garam mineral di dalam tumbuhan Kerugian akibat
kapilaritas antara lain: merambatnya air pada dinding rumah.
6. Fisika SMP:KALOR
Definisi Kalor
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor.
Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi
panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan
pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor
berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia
yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat
memanaskan air.
Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang
mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau
bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa
dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan
zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran
yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya
adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur
menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu
suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang
dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor.
Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung
melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu
lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk
menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan
berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan
demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu
benda.
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan
oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh,
kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu
zat dapat diukur dengan alat kalorimeter.
Tabel beberapa kalor jenis zat
7. Fisika SMP Kelas 7 : PERPINDAHAN KALOR
Artikel dipublikasikan kali ini adalah Perpindahan Kalor, diambil
dari materi fisika SMP kelas 7 semester 1. Mudah-mudahan artikel
Perpindahan Kalor ini bisa bermanfaat bagi kita semua. berikut artikel
lengkap materi fisika SMP kelas 7 semester 1 tentang Perpindahan Kalor.
Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di
atas kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor
mengeluarkan kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi
panas dan memanaskan beras sehingga beras menjadi nasi. Kamu telah
mengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat
berpindah apabila terdapat perbedaan suhu. Secara alami kalor berpindah
dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Bagaimana kalor
dapat berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga
cara dalam perpindahan kalor yaitu:
1. konduksi (hantaran),
2. konveksi (aliran), dan
3. radiasi (pancaran).
Perpindahan Kalor secara Konduksi
Cobalah membakar ujung besi dan ujung besi lainnya kamu pegang, setelah
beberapa lama ternyata ujung besi yang kamu pegang lama kelamaan terasa
semakin panas. Hal ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang melalui
besi. Peristiwa perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke
ujung besi yang kamu pegang mirip dengan perpindahan buku yang kamu
lakukan, di mana molekul-molekul besi yang menghantarkan kalor tidak
ikut berpindah. Perpindahan kalor seperti ini dinamakan perpindahan
kalor secara hantaran atau konduksi. Apakah setiap zat dapat
menghantarkan kalor secara konduksi? Ambillah sepotong kayu, kemudian
ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu yang lainnya kamu pegang.
Apakah ujung yang kamu pegang terasa panas? Ternyata tidak panas. Hal
ini berarti bahwa pada kayu tidak terjadi perpindahan kalor secara
konduksi.
Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor,
misalnya besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam). Adapun
penghantar yang kurang baik/penghantar yang buruk disebut isolator
kalor, misalnya kayu, kaca, wol, kertas, dan plastic (jenis bukan
logam). Bagaimana halnya dengan air? Termasuk konduktor atau isolatorkah
air itu? Coba apa ada yang tahu?
Perpindahan Kalor secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa
jenis dalam zat tersebut. Perpindahan kalor yang diikuti oleh
perpindahan partikel-partikel zatnya disebut konveksi/aliran. Selain
perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair, ternyata
konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi kalor
melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar
air. Kegiatan tersebut juga dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip
terjadinya angin darat dan angin laut.
Angin Darat
Angin darat terjadi pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut.
Hal ini terjadi karena pada malam hari udara di atas laut lebih panas
dari udara di atas darat, sehingga udara di atas laut naik diganti udara
di atas darat. Maka terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Angin
darat dimanfaatkan oleh para nelayan menuju ke laut untuk menangkap
ikan.
Angin Laut
Angin laut terjadi pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal
ini terjadi karena pada siang hari udara di atas darat lebih panas dari
udara di atas laut, sehingga udara di atas darat naik diganti udara di
atas laut. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut
dimanfaatkan oleh nelayan untuk kembali ke darat atau pantai setelah
menangkap ikan. Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain: pada sistem pendinginan mobil (radiator), pembuatan cerobong
asap, dan lemari es.
Perpindahan Kalor secara Radiasi
Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Telah kita
ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara,
sehingga kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara.
Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini disebut
radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor secara radiasi, misalnya pada
waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di malam hari yang dingin
sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan
kita terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke
tubuh kita secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang
dapat memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan
penghantar kalor yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan
kita diletakkan sebuah penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api
unggun tidak dapat kita rasakan lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor
yang sampai ke tubuh kita, karena terhalang oleh penyekat itu. Dari
peristiwa api unggun dapat disimpulkan bahwa:
dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena
cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat
dalam ruang hampa;
radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup
yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar